MENYETEL POLA FIKIR

on Rabu, 01 April 2009

Orang yang selalu sedih dan orang yang selalu gembira hidupnya sama-sama tinggal didunia ini, akan tetapi mereka mendapat serangkaian getaran yang berlainan, yang satu hanya menangkap kesedihan saja dan yang lainnya menangkap kesenangan hidup, yang satu mempunyai kehidupan yang suram dan selisih sengketa yang lain mempunyai kehidupan yang penuh gembira dan harmonis, padahal mereka hidup di gang yang sama !!! Mengapa ?

Otak kita berisi perasaan-perasaan yang teratur lengkap, akan tetapi apabila kita tidak dapat menyetel perasaan yang bagus dan berpengharapan baik, maka perasaan yang buruk akan berkuasa. Orang dapat dikuasai oleh perasaan marah dan iri hati, ketakutakutan atau ketamakan.

Seorang sahabat saya berkata “ Didunia ini terlalu banyak kesulitan dan orang kasar, suara mereka tidak enak didengar dan diarahkan kepada saya “ Ia mempunyai pendapat terlalu tinggi dari diri sendiri dan terlalu rendah dari orang lain, sehingga yang ada dalam benaknya hanya ketidakmampuan dan kecurigaan yang selalu menyengsarakan hatinya, sebenarnya setiap kesulitan yang disiramkan kepada kita adalah sebagai proses kematangan mental tinggal bagaimana kita mensikapinya “katakanlah kita tidak dapat merubah dunia ini, tetapi sedikit banyak kita bisa merubah diri sendiri, dan melatih diri sendiri supaya bisa bertahan terhadap pukulan-pukulan dan melemahkan kesulitan hidup, sebenarnya kita belum kalah dalam kehidupan ini namun kita masih bertempur diarena yang namanya kehidupan, kalau memang tersenyum dan mencibir sama mudahnya mengapa kita tidak memilih tersenyum !

Hidup ini kejam dan tak mempunyai belas kasihan, demikian penuturan dari seorang saudara saya yang terpukul dan terjerembab oleh kesulitan hidup apa yang harus kuperbuat, dia hanya bertanya dan menyesali nasib tanpa mau berusaha dan merubah diri, serta berupaya mengentaskan problema dirinya.

Banyak diantara kita yang tersesat, dihanyutkan oleh godaan-godaan remeh sehingga dihinggapi penyakit mental yang disebut “ Sayang sendiri “ Ia melihat dirinya sebagai orang sahid. Tidak ada pengharapan lebih jauh. dan ditakdirkan tidak berbahagia untuk sisa hidupnya. Kita harus berani menjadi diri sendiri dan mempunyai tekad tidak seperti api unggun yang dapat dinyalakan oleh sembarang orang. Mengapa kita menyesali sesuatu yang tak dapat kita hindari bak kata pepatah untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak bukankah kesemua itu merupakan jalan kehidupan pribadi-pribadi yang harus diterima dengan rasa suka atau tidak suka jangan biarkan ketenangan diri kita dihancurkan oleh karena adanya penghinaan atau kecelakaan yang dapat terjadi setiap hari pada siapapun.

Terus terang saya akui hidup bukan soal gampang. Kalau saya harus menerangkan kehidupan akan saya katakan, bahwa kehidupan itu merupakan suatu kesempatan yang menakjubkan untuk menjadi orang buas atau pahlawan! Apa yang dapat kita peroleh dari kehidupan ini tergantung pilihan kita sendiri apakah mutu kesadaran, keseimbangan atau perselisihan kerohanian kita, tergantung kita yang menyetelnya.

Pada suatu waktu dalam pertandingan sepak bola, saya duduk disamping orang murka, yang selalu mencela dan mebusuk-busukan keriangan permainan itu dengan mencela wasit, dan para pemainnya seluruh waktu selama 90 menit permainan ia berada dalam keadaan marah, seolah-olah marah adalah kegemarannnya. Mengapa kita mengisi otak kita dengan cuit-cuit, geram-geraman karena terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan ? “ Boleh jadi ada cuaca buruk diluar kita, tapi mengapa kita mengizinkan masuk KEDALAM

Sekali saja Kita menyetel radio jiwa untuk menangkap harmoni dan bukan gangguan-gangguan yang memenatkan jiwa, maka kita akan siap siaga dan hidup dengan pandangan luas dan lebih baik, karena semua pengalaman sudah mematangkan jiwa dan fikiran, kepribadian menjadi halus serta kokoh dan diharumi dengan “Kesempurnaan Kehidupan “ . Setiap orang akan dinilai, pada perhitungan Akhir dalam kehidupannya nanti, dengan apa yang dipancarkannya, dan bukan dengan apa yang telah diterimanya! Bagaimana dengan kita !!!

0 komentar: